Senin, 16 November 2015

Website Perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang Mendukung Perekonomian Nasional dalam e-Government

1. ABDUL ROSYID 50412026
2. ADELINE FIANANDA 50412148
3. DESTI WAHYUNI  51412904
4. IMA RIZKI AMALIA 53412624


Pada kesempatan kali ini kita akan membahas Website perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mendukung perekonomian nasional dalam e-Government. Namun sebelumnya perlu diketahui bawa selain e-Government, terdapat juga beberapa bidang yang mendukung perekononian nasional dan dituang menjadi sebuah Website. Diantaranya ialah:

v  e-Bussiness : Bergerak di bidang Bisnis
v  e-Learning : Bidang Pembelajaran / Diklat
v  e-Health : Bidang Kesehatan
v  e-Employment : Bidang Tenaga Kerja
v  e-Environment : Lingkungan Hidup
v  e-Agriculture : Bidang Pertanian
v  e-Science : Ilmu Pengetahuan

E-GOVERNMENT

E-Government merupakan kependekan dari elektronik pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi. E-Government adalah suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.
Pemerintahan elektronik atau e-Government (berasal dari kata Bahasa Inggris electronics government, juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.

 Model penyampaian yang utama dari e- Government yaitu:

1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C),  suatu teknologi informasi yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki hubungan interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dan juga untuk mempermudah masyarakat dalam mencari berbagai informasi tentang pemerintahan.
2. Government-to-Business (G2B), suatu tipe hubungan pemerintah dengan bisnis. Karena sangat dibutuhkan relasi yang sangat baik, antara pemerintah dengan kalangan bisnis.
3.  Government-to-Government (G2G), berupa Web pemerintah yang dibuat, bertujuan untuk memenuhi berbagai macam informasi yang dibutuhkan antara pemerintahan yang satu dengan pemerintahan yang lainnya, dengan tujuan yaitu untuk memperlancar & mempermudah kerjasama antara pemerintahan – pemerintahan yang bersangkutan.

Sebagai contoh,  Website perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mendukung perekonomian nasional dalam e-Government adalah Website dari KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA atau dapat dikunjungi pada halaman web http://www.aptika.kominfo.go.id/ .

Manfaat penerapan e-government untuk masyarakat adalah:


  • ·Melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
  • ·Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);
  • ·Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
  • ·Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
  • ·Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada;
  • ·Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
  • ·Merupakan suatu mekanisme interaksi baru (moderen) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder);
  • ·Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasidapat disediakan 24 jam, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
  • ·Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
  • ·Pemberdayaan msyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
  • ·Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien . Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melaluji e-mail atau bahkan video conference.

Berikut ini merupakan tampilan dari Website Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika:






Sumber:



Minggu, 01 November 2015

REVIEW JURNAL PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA: ANALISIS DETERMINAN SISTEM INFORMASI E-TICKETING : PENDEKATAN EXTENDED THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR

REVIEW JURNAL PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA

JUDUL:
ANALISIS DETERMINAN SISTEM INFORMASI E-TICKETING : PENDEKATAN EXTENDED THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR

Firsty Kinanti
Zaki Baridwan

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian sumber data untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 2000).
Wayan (2011) berpendapat sistem informasi akuntansi berbasis teknologi adalah sistem informasi akuntansi yang sudah menggunakan teknologi komputer dalam pemrosesan transaksi. Artha (2011) menyebutkan bahwa sistem informasi akuntansi berbasis teknologi merupakan suatu sistem yang dapat membantu untuk membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi yang berkenaan dengan akuntansi.

E-ticketing
E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket.

Theory Of Planned Behaviour (TPB)
The theory of planned behavior (TPB) memiliki kelebihan dari teori pendahulunya Theory of Reasoned Action (TRA) yaitu kemampuan teori perilaku rencanaan dalam menganalisis suatu situasi di saat individu-individu tidak memiliki kontrol sendiri terhadap apa yang mereka lakukan.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan:
H1: Sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
H2: Norma subjektif (Subjective Norm) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing
H3: Kontrol perilaku persepsian (Perceived Behavioral Control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing
H5: Keyakinan diri (self efficacy) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing

Metode Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah penumpang pesawat kawasan Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya baik yang akan melakukan penerbangan ataupun yang telah melakukan penerbangan dalam rute domestik maupun internasional yang pernah menggunakan sistem e-ticketing. Dipilihnya penumpang pesawat kawasan Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya sebagai populasi dikarenakan penumpang tersebut berpotensi sebagai wisatawan yang sering melakukan penerbangan dan pernah menggunakan sistem eticketing
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, peneliti melakukan suatu cara dalam penentuan jumlah sampel yaitu dengan mengambil 30 – 500 responden dengan cara menyebar 230 kuesioner.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2008) adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survey adalah metoda pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen
Dalam kegiatan pengumpulan data , peneliti melakukan beberapa langkah. Pertama, peneliti menyebar kuesioner dengan dua cara, yaitu secara langsung dan melalui e-mail.
Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan bantuan Partial Least Squares (PLS) yang merupakan statistika multivariate yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda

Analisis Data dan Hasil Penelitian
Dari hasil survey dan data data yang didapat, diperoleh hasil sebagai berikut:
  Hipotesis  1

Hipotesis 1 menyakatan bahwa konstruk persepsi sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing
Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk persepsi norma subjektif (subjective norm) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
      Hipotesis 3

Hipotesis 3 menyakatan bahwa konstruk kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
.       Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyatakan bahwa faktor kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.

Kesimpulan

E-ticketing dapat mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket. Studi ini menguji konstruk Theory of Planned Behaviour (TPB) dengan menggunakan sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsian, dan keyakinan diri sebagai variabelnya. Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), minat dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa minat dipengaruhi oleh sikap (attitude) kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara kontrol perilaku persepsian dan sikap terhadap minat penggunaan sistem e-ticketing. Dalam penelitian ini sikap mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap minat penggunaan sistem e-ticketing. Norma subjektif (Subjective Norm) dan kepercayaan (Trust) tidak berpengaruh terhadap minat. Hasil ini konsisten dengan hasil studi beberapa peneliti lain yaitu Dehbashi (2007) serta penelitian dari Zailani et al. (2008), George (2004) dan Lin (2005).

SOURCE: http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/229/181

Oleh:

1. Abdul Rosyid (50412026)
2. Adeline Fiananda (50412148)
3. Desti Wahyuni (51412904)
4. Ima Rizki Amalia (53412624)