Rabu, 20 Juli 2016

Review Jurnal Komputasi Paralel

Judul : Implementasi Komputasi Paralel Untuk Enkripsi Citra Berbasis AES Menggunakan JPPF
Penulis : Mohammad Zarkasi, Waskitho Wibisono, dan FX. Arunanto
Tahun Terbit : 2013

download jurnal di sini

Proses Komputasi Paralel

Pada jurnal ini penulis menggunakan algoritma Advanced Encryption Standard (AES) untuk ekripsi citra. Untuk mempercepat proses enkripsi penulis menerapkan komputasi paralel. AES bersifat sekuensial maka data yang berupa citra yang diparalelkan. Untuk implementasi komputasi paralel digunakan Java Parallel Programming Framework (JPPF) yang berarsitektur master/slave. JPPF menyediakan beberapa strategi distribusi untuk mengoptimalkan performa dengan menyesuaikan pembagian task. Tiap task berisi potongan citra untuk diproses oleh slave.

Kesimpulan

Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa implementasi komputasi paralel berhasil memberikan waktu komputasi yang lebih cepat.

Speedup yang diperoleh dengan membandingkan waktu komputasi paralel terhadap waktu komputasi pada komputer dengan spesifikasi frekuensi prosesor 2,53 GHz satu core adalah rata-rata sebesar 1,65.
Sedangkan speedup yang diperoleh dengan membandingkan waktu komputasi paralel terhadap waktu komputasi pada komputer dengan spesifikasi yang lebih tinggi adalah rata-rata kurang dari 1.

Jurnal Kuantum Komputasi Biologi

Jurnal Kuantum Komputasi Biologi
Judul Jurnal : Is the Brain a Quantum Computer?
Penulis : Abninder Litt, Chris Eliasmith, Frederick W. Kroon, Steven Weinstein, Paul Thagard
Tahun Terbit : 2005


DOWNLOAD JURNAL DISINI

Abstrak

We argue that computation via quantum mechanical processes is irrelevant to explaining how brains produce thought, contrary to the ongoing speculations of many theorists. First, quantum effects do not have the temporal properties required for neural information processing. Second, there are substantial physical obstacles to any organic instantiation of quantum computation. Third,there is no psychological evidence that such mental phenomena as consciousness and mathematical thinking require explanation via quantum theory.We conclude that understanding brain function is unlikely to require quantum computation or similar mechanisms.




Kesimpulan

Penulis berpendapat bahwa perhitungan melalui proses mekanisme kuantuk tidak relevan untuk menjelaskan bagaimana otak menghasilkan pikiran, bertentangan dengan spekulasi yang sedang berlangsung dari banyak teori. Pertama, efek kuantum tidak memiliki sifat-sifat duniawi yang diperlukan untuk pengolahan informasi saraf. Kedua, ada hambatan fisik besar untuk setiap Instansiasi organik dari kuantum computation. Ketiga, tidak ada bukti psikologis bahwa fenomena mental seperti kesadaran dan pemikiran matematika membutuhkan penjelasan melalui quantum theory. Penulis menyimpulkan bahwa fungsi pemahaman otak mungkin membutuhkan komputasi kuantum atau mekanisme yang sama.

Berdasarkan jurnal tersebut ada 3 alasan mengapa mekanisme proses quantum tidak berkaitan dengan proses kerja otak pada manusia.

1. Computation
Bahwa mekanisme kuantum tidak mungkin memainkan peran dalam pengolahan informasi di otak.

2. Bilogical
Bahwa ada beberapa alasan mengapa fungsi penting dari sistem organik seperti otak seharusnya tidak memerlukan penjelasan mekanika kuantum.

3. Psychological
Bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa komputasi kuantum kontribusi untuk fenomena mental.


Dapat disimpulkan bahwa dugaan bahwa otak adalah semacam komputer kuantum lebih rendah daripada hipotesis komputasi neuro, yang menyatakan bahwa otak menghasilkan fenomena mental dengan cara proses saraf yang encode, mengubah, dan decode informasi yang diwakili oleh pola aktivitas saraf.